Entri yang Diunggulkan

Target Pajak 2019 Jangan Sampai Menyengsarakan Rakyat

RMOL.  Menteri Keuangan Sri Mulyani memasang target penerimaan pajak pada Rancangan APBN 2019 sebesar Rp 1.786,4 triliun. Menurut anggot...

Jumat, 12 Agustus 2016

Review ada APA Dengan Cinta 2 (AADC 2)

Kesuksesan film roman remaja Ada Apa dengan Cinta? atau AADC (2002) tidak hanya bisa dilihat dari jumlah penjualan tiketnya yang tercatat melebihi dua juta lembar. Film ini nyatanya memberi pengaruh besar pada kultur pop dan keseharian generasi yang pernah menontonnya. Ini lebih dari sekadar potongan dialog dan adegan yang terus diingat, atau memulai tren film dan sinetron yang menampilkan tokoh utama remaja berseragam SMA di Indonesia. Yang akhirnya tahan uji oleh waktu dari AADCadalah kedekatan penontonnya terhadap karakter-karakter di dalamnya.
Kedekatan inilah yang kemudian menjadi amunisi utama Miles Film dalam mengolah sekuelnya, Ada Apa dengan Cinta? 2 (AADC 2). Bahkan, mungkin hanya inilah benang merah film ini dengan film pertamanya. Kini di bawah arahan sutradara Riri Riza, baik cerita, setting, maupun penggarapan AADC 2 punya pola jauh berbeda dari pendahulunya, yang mungkin bisa ditafsirkan sebagai hasil pendewasaan dari gap waktu yang panjang antara produksi kedua film ini.
14 tahun lalu di film AADC, kita diperkenalkan pada karakter-karakter khas yang dianggap mewakili komposisi pergaulan anak SMA Jakarta pada saat itu. Ada Cinta (Dian Sastrowardoyo), yang dengan kepribadian penuh percaya diri menjadi batu penjuru di antara teman segengnya. Lalu ada Milly (Sissy Prescillia) yang polos, Maura (Titi Kamal) yang centil, Karmen (Adinia Wirasti) yang tomboi, lalu ada Alya (Ladya Cheryl) yang rapuh. Ditambah lagi ada Mamet (Dennis Adishwara) yang culun, serta Rangga (Nicholas Saputra), sosok pendiam dan sinis penggemar sastra yang kemudian merebut hati Cinta.
AADC 2 menyorot kembali karakter-karakter ini saat memasuki usia 30-an—kecuali Alya yang tak ditampilkan karena pemerannya urung bergabung. Seiring perubahan yang terjadi pada karakter-karakternya, tak heran bila kisah AADC 2 digulirkan dengan cara yang berbeda pula. Bukan lagi masalah pilihan antara teman atau pacar, atau persaingan si populer dengan si penyendiri—masalah-masalah yang mungkin dianggap seberat-beratnya masa SMA. Sebagaimana seharusnya, persoalan yang diangkat di AADC 2 jadi lebih mendalam, yaitu pilihan antara berkutat di masa lalu atau melangkah ke apa yang disebut kehidupan mapan.

uturan AADC 2 memang terlihat paralel dengan alasan film ini dibuat, dan alasan penggemarnya ingin menyaksikannya: nostalgia. Kisahnya diawali dengan Cinta mengumpulkan kembali teman-teman segengnya semasa SMA, Milly, Maura, dan Karmen untuk belibur bersama ke Yogyakarta. 'Geng Cinta' ini seperti ingin membangkitkan kembali keceriaan mereka di masa lalu, sebelum mereka kembali melanjutkan kehidupan dan hadapi permasalahan masing-masing di masa yang kini.
Akan tetapi, tak semua nostalgia itu menyenangkan. Di saat yang sama pula diperlihatkan Cinta masih teringat sosok Rangga dalam hatinya. Padahal, Rangga yang diketahui tinggal di New York, sudah tak bersama Cinta lagi, lantaran hubungan mereka telah kandas di tengah jalan dengan cara yang tak tuntas. Karena itu pula, kemunculan tiba-tiba Rangga di Yogyakarta menciptakan gejolak dalam diri Cinta dan kawan-kawannya, apalagi Cinta sudah merencanakan pernikahan dengan pria lain.

Tidak ada komentar: